PERPINDAHAN KALOR
(Diajukan untuk memenuhi tugas prasyarat
masuk matakuliah Fisika Sekolah Lanjutan I)
Dosen Pengampu : Adam Malik, M.Pd
Oleh:
Rizal Mustasyfa I.R. (1122070065)
JURUSAN MIPA PRODI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN
UIN SDG BANDUNG
2014
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Kata kalor merupakan suatu hal yang tidak asing lagi di telinga, meski
terkadang orang salah menafsirkan kata kalor ini menjadi suhu, padahal kalor
berbeda dengan suhu. Kalor merupakan salah satu bentuk energy yang ada di bumi
ini. Sedangkan suhu merupakan salah satu bentuk dari kalor.
Pada awalnya besaran kalor merupakan kalori, tapi setelah diketahui
bahwa kalor adalah energy maka satuan kalorpun disamakan dengan satuan energy
lain.
Disadari atau tidak, kalor banyak digunakan manusia untuk menunjang
kehidupannya. Perlu di ketahui bahwa penggunaan kalor oleh manusia bukan
kalornya secara langsung tapi berupa perpindahannya, atau berupa panas yang
dihasilkannya.
Kalor sangat berguna bagi kehidupan manusia, dengan mempelajari kalor
manusia menjadi lebih bisa memanfaatkannya. Dengan dasar itulah penyusun merasa
sangat penting untuk menyusun makalah ini yang membahas tentang perpindahan
kalor, perpindahan kalor yang dibahas baik secara konveksi maupun konduksi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penyusun dan umumnya
untuk pembaca. Amiin
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di sebut dengan perpindahan kalor?
2. Bagaimana cara kalor berpindah?
3. Mengapa kalor haarus berpindah?
4. Apa yang terjadi jika kalor berpindah pada zat yang lainnya?
C. Tujuan
1. Menyelidiki berbagai perpindahan kalor
2. Menganalisis bahan yang baik dalam perpindahan kalor.
3. Memanfaatkan kalor dalam terknologi tepat guna.
BAB II
A. Peta Konsep
B. Kerangka Teori
1. Kalor Sebagai Transfer Energi
Secara umum kita membicarakan aliran
kalor-kalor mengalir dari matahari ke bumi misalnya. Kalor mengalir dengan
sendirinya dari suatu benda yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lain yang
temperaturnya lebih rendah. Dan memang, model abad ke delapan belas dari kalor
menggambarkan aliran kalor sebagai gerakan zat fluida yang disebut kalori.
Bagaimanapun fluida kalori tidak pernah bisa di deteksi. Diabad ke Sembilan
belas di temukan bahwa semua berbagai fenomena yang berhubungan dengan kalor
dapat di deskripsikan secara konsisten tanpa perlu menggunakan model fluida.
Model baru ini memandang bahwa kalor berhubungan dengan keja dan energy.
Pertama kita lihat bahwa suatu satuan yang umum untuk kalor, yang masih
digunakan sekarang, dinamakan kalori. Satuan ini disebut kalori (kal) yang di
definisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature 1 gram
air sebesar 1 derajat Celsius.
Gagasan bahwa kalor berhubungan dengan energy
dikerjakan lebih lanjut oleh ilmuan pada tahun 1800-an, terutama oleh James
Precott Joule (1818-1889). Jole menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang
dilakukan selalu ekivalen dengan sejumlah masukkan kaor tertentu. Secara
kuantitatif, kerja 4,186 Joule (J) ternyata ekivalen dengan satu kalori kalor.
Nilai ini dikenal dengan tara kalor mekanik.
Sebagai hasil dari percobaan ini dan yang lainnya,
para ilmuan kemudian menginterpretasikan kalor bukan sebai zat, dan bahkan
bukan sebagai bentuk energy. Melainkan kalor merupakan transfer energy. Ketika
kalor mengalir dari benda panas ke yang lebih dingin, energilah yang di
transfer dari yang panas ke yang dingin. Dengan demikian, kalor merupakan
energy yang di transfer dari suatu benda ke yang lainnya karena adanya
perbedaan temperature.
2. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Konduksi kalor pada banyak materi dapat
digmbarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung benda
dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat dan lebih cepat.
Sementar bertumbukan dengan tetangga mereka yang bergerak lebih lambat, mereka
mentranfer sebagian dari energy ke molekul-molekul lain yang lajunya kemudian
bertanbah. Molekul-molekul ini uga kemudian mentranfer sebagian dari energy
mereka dengan molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan demikian energy
gerakan termal di transfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda. Pada logam,
menurut teori modern, tumbukan antara electron-elektron bebas didalam logam dan
dengan atom tersebut mengakibatkan terjadinyan konduksi.
Konduksi kalor hanya terjadi jika terdapat
perbedan temperature. Dan memang di temukan pada percobaan bahwa kecepatan
aliran kalor melalui benda sebanding dengan perbedaan temperature antara
ujung-ujungnya.
Kalor yang
mengalir dalam batang per satuan waktu dapat dinyatakan dalam hubungan:
(1-16)
(1-17)
dengan:
T1 = ujung batang logam bersuhu tinggi,
T1 = ujung batang logam bersuhu tinggi,
T2 = ujung batang logam bersuhu
rendah,
A = luas penampang hantaran kalor dan batang logam,
L = panjang batang,
K = koefisien konduksi termal, dan
H = jumlah kalor yang merambat pada batang per satuan
waktu per satuan luas.
Perambatan kalor secara konduksi juga terjadi pada sendok yang digunakan. Oleh karena itu, tangkai sendok penggorengan dilapisi dengan bahan yang tidak menghantarkan kalor, seperti plastik atau kayu. Berikut tabel yang menyatakan nilai konduktivitas termal bebera pazat.
Tabel 1. Konduktivitas Termal Beberapa Zat
Zat
|
Koduktivitas
termal
|
|
Kkal/s.m.C
|
J/s.m.C
|
|
Perak
|
0,1
|
420
|
Tembaga
|
0,092
|
380
|
Alumunium
|
0,05
|
200
|
Baja
|
0,011
|
40
|
Es
|
0,0005
|
2
|
Gelas
|
0,0002
|
0,84
|
Batu bata dan Beton
|
0,0002
|
0,84
|
Air
|
0,00014
|
0,56
|
Jaringan tubuh manusia
|
0,00005
|
0,2
|
Kayu
|
0,00002-0,00004
|
0,08-0,16
|
Fiber glass
|
0,000012
|
0,048
|
Gabus dan serat kaca
|
0,00001
|
0,042
|
Wol
|
0,00001
|
0,04
|
Bulu angsa
|
0,000006
|
0,025
|
Busa
|
0,000006
|
0,024
|
Udara
|
0,0000055
|
0,023
|
3. Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Perambatan
kalor yang disertai perpindahan massa atau perpindahan partikel- partikel zat
perantaranya disebut perpindahan kalor secara aliran atau konveksi. Rambatan
kalor konveksi terjadi pada fluida atau zat alir, seperti pada zat cair, gas,
atau udara.
Apabila dua
sisi yang berhadapan dari silinder pada Gambar 6. suhunya berbeda, akan terjadi
aliran kalor dari dinding yang bersuhu Ta ke dinding yang
bersuhu Tb. Besarnya kalor yang merambat tiap satuan waktu,
dapat dituliskan sebagai berikut.
H = hA ΔT
dengan:
H = jumlah kalor yang berpindah tiap satuan waktu,
H = jumlah kalor yang berpindah tiap satuan waktu,
A = luas penampang aliran,
ΔT = perbedaan temperatur antara kedua tempat fluida
mengalir, dan
h = koefisien konveksi termal.
Besarnya koefisien konveksi termal dari suatu fluida bergantung pada bentuk dan kedudukan geometrik permukaan-permukaan bidang aliran serta bergantung pula pada sifat fluida perantaranya.
4. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Matahari
merupakan sumber energi utama bagi manusia di permukaan bumi ini. Energi yang
dipancarkan Matahari sampai di Bumi berupa gelombang elektromagnetik. Cara perambatannya disebut
sebagai radiasi, yang tidak memerlukan adanya medium zat perantara. Semua benda
setiap saat memancarkan energi radiasi dan jika telah mencapai kesetimbangan
termal atau temperatur benda sama dengan temperatur lingkungan, benda tersebut
tidak akan memancarkan radiasi lagi. Dalam kesetimbangan ini, jumlah energi
yang dipancarkan sama dengan jumlah energi yang diserap oleh benda tersebut.
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Josef Stefan dan Ludwig Boltzmann, diperoleh besarnya energi per satuan luas per satuan waktu yang dipancarkan oleh benda yang bersuhu T, yakni
W = eσ T4 (1–19)
dengan:
W = energi yang dipancarkan per
satuan luas per satuan waktu (watt/m2),
σ = konstanta Stefan–Boltzmann =
5,672 × 10–8 watt/m2 K4,
T = temperatur mutlak benda (K),
dan
e = koefisien emisivitas (0 <
e ≤ 1).
BAB III
A. Soal
1. Uraian
1. Batang
logam dengan panjang 2 meter, memiliki luas penampang 20 cm2 dan
perbedaan temperatur kedua ujungnya 50 °C. Jika koefisien konduksi termalnya
0,2 kal/ms°C, tentukanlah jumlah kalor yang dirambatkan per satuan luas per
satuan waktu.
2. Suhu udara dalam sebuah ruangan sebesar 20°C,
sedangkan suhu permukaan jendela padaruangan tersebut 30°C. Berapa laju kalor yang
diterima oleh jendelakaca seluas 1,5 m2, jika koefisien konveksi udara saat itu 7,5 X 10J1
kal/s m2 °C?
3. Sebuah benda memiliki permukaan hitam sempurna
bersuhu 127°C. Luas permukaan 300 cm2 memancarkan energi ke lingkungan yang bersuhu 27°C.
Tentukan energi per satuan waktu
yang dipancarkan benda tersebut.
4. Pengaduk terbuat dari
aluminium dengan luas penampang 5 mm2
dan panjang 10cm. Jika suhu air dalam
bejana 60°C, suhu di ujung pengaduk 62°C, dan konduktivitas termal = 200
W/m°C, tentukan:
a. kecepatan aliran kalor pada aliran kalor pada pengaduk,
b. kalor yang mengalir melalui pengaduk Selama 1jam.
a. kecepatan aliran kalor pada aliran kalor pada pengaduk,
b. kalor yang mengalir melalui pengaduk Selama 1jam.
5. Sebuah lempeng baja mempunyai luas
penampang 20 cm2 panjang 50 cm. Jika perubahan suhuyang terjadi antara 2 titik yang
jaraknya 1 m pada lempeng baja tersebut
adalah 50o C dan Konduktivitas kalor dari lempeng baja tersebut
adalah 0,16 W/mK. Berapa laju perpindahan kalor?
2. Pilihan Ganda
1.
Batang aluminium (KAl =
500 × 10–1 kal/m s °C) luas penampang ujungnya 1 cm2
Ujung-ujung batang bertemperatur 0 °C dan 20 °C. Banyaknya kalor yang merambat
tiap sekon adalah ....
a. 0,1 kal/s
b. 0,2 kal/s
c. 0,5 kal/s
d. 0,7 kal/s
e. 10 kal/s
2.
Sebuah jendela kaca yang memiliki
ukuran 200 cm x 150 cm dan tebal 6 mm bersuhu 30 C pada permukaan luarnya. Jika
suhu permukaan dalamnya sebesar 20 C dan koofesien konduksi kaca p kal/(msK),
maka jumlah kalor yang masuk tiap menit melalui jendela itu adalah….
a. 5 p kkal d.
200 p kkal
b. 50 p kkal e.
300 p kkal
c. 500 p kkal
3.
Panjang rel kereta api masing-masing 10 meter, dipasang pada suhu 20
celsius. Diharaphan pada suhu 30 celsius rel tersebut saling bersentuhan.
Koofesien muai rel kereta api . Jarak yang di perlukan kedua
batang adalah….
a. 3,6 mm d.
0.8 mm
b. 2,4 mm e.
0,6 mm
c. 1,2 mm
4.
Sebuah bola berongga terbuat dari
perunggu (koofisien muai linier pada suhu jari-jarinya 1 m. jika bola tersebut
dipanaskan sampai suhu , maka pertambahan luas permukaan
bola adalah sebesar…
a. d.
b. e.
c.
5.
Sebuah bejana kaca (koofesien
muai panjang ) pada suhu terisi penuh dengan raksa (koofesien muai ruang . Pada saat suhunya , raksa akan tumpah sebanyak….
a. d.
b. e.
c.
6. Dua zat padat P dan Q yang
mempunyai ukuran yang sama tetapi jenisnya berbeda dilekatkan seperti pada
gambar di bawah. Apabila koefisien konduksi termal P adalah tiga kali koefisien
konduksi termal Q, maka suhu pada bidang batas P dan Q adalah …
a. 60 oC d. 20 oC
b. 50 oC e. 10 oC
c. 40 oC
7.
Permukaan benda pada suhu 37oC
meradiasikan gelombang elektromagnetik. Bila konstanta Wien = 2,898 x 10−3
m.K maka panjang gelombang maksimum radiasi permukaan adalah.....
a.
8,898 x 10−6 m d. 10,222 x 10−6 m
b.
9,348 x 10−6 m e. 11,212 x 10−6 m
c.
9,752 x 10−6 m
8.
Benda hitam pada suhu T memancarkan radiasi
dengan daya sebesar 300 mW. Radiasi benda hitam tersebut pada suhu ½ T akan
menghasilkan daya sebesar ....
a.
300 mW d. 37,5 mW
b.
150 mW e. 18,75 mW
c.
75 mW
9. Dua batang logam A dan B berukuran
sama masing-masing mempunyai koefisien konduksi 2k dan k. Keduanya dihubungkan
menjadi satu dan pada ujung-ujung yang bebas dikenakan suhu A=210 ºC dan suhu
B=30 ºC. Suhu sambungan pada logam A dan B adalah...
a.
80 ºC
b.
100 ºC
c.
120 ºC
d.
150 ºC
e.
160 ºC
10. Logam p dan q memiliki panjang dan
luas penampang yang sama disambung. Ujung-ujung yang lain diberi suhu yang
berbeda, logam p=80 ºC dan logam q=40 ºC. Konduktivitas termal p = 4 kali logam
q, suhu tepat pada sambungan adalah...
a. 48 ºC
b. 72 ºC
c. 90 ºC
d. 120 ºC
e. 180 ºC
B. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.
Tujuan
-
Mendeskripsikan
cara Perpindahan kalor.
2.
Landasan Teori
Kalor
berpindah dari benda atau suatu sistem bersuhu tinggi ke benda /sistem bersuhu
rendah.
Ada 3 cara
untuk kalor berpindah dari suatu benda ke benda lain, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Ø
Konduksi
adalah proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel karena
adanya selisih suhu.
Ø
Konveksi adalah proses perpindahan kalor
dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida oleh pergerakan fluida itu
sendiri.
Ø
Radiasi atau pancaran adalah perpindahan
energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnet.
3.
Alat dan
Bahan
Ø Besi
Ø Aluminium
Ø Kayu
Ø Lilin
4. Langkah Percobaan :
Ø Letakkan sebuah batang logam ( besi/aluminium ) diletakkan di atas
lilin yang menyala.
Ø Sentuhlah ujung batang tersebut yang tidak terkena panas dari lilin
tersebut.
Ø Apakah yang Anda rasakan ?
Ø Lakukan kembali percobaan dengan menggunakan kayu. Tuliskan pengamatanmu
pada tabel.
5.
Pertanyaan awal
1. Apa yang disebut dengan konduksi?
6. Pertanyaan akhir
1. Bagaimana cara perpindahan secara konduksi?
BAB IV
PENUTUP DAN SARAN
Perkembangan konsep mengenai kalor berubah dari dulu
hingga sekarang. Dengan mengamati proses perpindahan kalor akan semakin jelas
perbedaan konsep yang dulu dengan sekarang. Karena ilmu pengetahuan selalu
berkembang dari waktu-kewaktu. Semoga dengan membaca makalah ini penyusun
berharap dapat memberikan gambaran tentang konsep kalor ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar